Prediksi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi dan Dampak Tekanan Global
Pada Senin, 5 Agustus 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II-2024. Banyak pihak memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi negara ini akan mengalami perlambatan, diperkirakan akan berada di bawah angka 5% (year on year/yoy). Perkiraan ini menjadi perhatian serius mengingat pada kuartal I-2024, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh sebesar 5,11% (yoy), meskipun terkontraksi 0,83% jika dibandingkan secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
Pelemahan yang diprediksi terjadi pada kuartal II-2024 ini terutama disebabkan oleh melandainya konsumsi masyarakat, yang merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia. Konsumsi domestik yang melambat menunjukkan bahwa daya beli masyarakat mulai menurun, yang bisa jadi akibat dari peningkatan inflasi, suku bunga yang tinggi, atau ketidakpastian ekonomi global yang memengaruhi keyakinan konsumen.
Situasi ini menjadi semakin kompleks dengan adanya tekanan eksternal dari pasar global. Bursa saham dunia saat ini sedang menghadapi guncangan yang signifikan, di mana aksi jual saham teknologi terjadi secara besar-besaran. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran akan ancaman resesi dan krisis ekonomi di Amerika Serikat, yang merupakan salah satu perekonomian terbesar dunia. Ketidakpastian ekonomi di AS tidak hanya berdampak pada pasar keuangan global, tetapi juga memengaruhi kepercayaan investor dan stabilitas pasar modal di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Merencanakan Keuangan Untuk Masa Pensiun Yang Nyaman
Analisa Teknikal IHSG
Indeks harga saham gabungan IHSG pada perdagangan jumat 2 Agustus ditutup melemah sebesar -17,862 (-0,24%) hal ini dipengaruhi oleh banyaknya indeks saham yang melemah terutama di sektor keuangan. Volume transaksi pasar mencapai angka 14,020 juta lembar saham dengan nilai transaksi pasar mencapai 9,728 Miliar Rupiah. Asing tercatat melakukan aksi beli di bursa baik itu di pasar reguler dan pasar tunai dengan nilai net foreign buy mencapai 474,43 Miliar Rupiah.

Secara teknikal ihsg berada pada tren sideways diantara area support 7,246 dan resistance 7,376. Dalam sepekan terakhir ihsg mengalami rebound dari area support nya di 7,246 yang artinya ihsg berpotensi mengalami penguatan terhadap area resistance terdekatnya di 7,376. Hal ini juga didukung dari sisi indikator EMA 50 dan 100 telah terjadi golden cross yang menunjukkan akan adanya sebuah penguatan tren.
Di tengah melemahnya IHSG, terdapat tiga sektor yang mampu bertahan dan menunjukkan penguatan, yaitu sektor energi, properti & real estate, serta consumer cyclical. Kondisi ini dapat dimanfaatkan sebagai strategi entry pada saham-saham yang berada di sektor tersebut, seperti AMMN, PTBA, dan BSDE, yang memiliki potensi untuk memberikan hasil positif di tengah tekanan pasar.
Data diambil bersumber dari: IDX, BPS, Trading Economic
Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut
*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.
One Comment