Global News Update
Pada minggu ini, fokus pasar global tertuju pada kebijakan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan bulan September. Meski inflasi AS mengalami sedikit kenaikan, stabilitas suku bunga akan menjadi sinyal positif bagi pasar aset berisiko, termasuk saham di negara berkembang seperti Indonesia. Keputusan ini akan menjadi perhatian investor karena stabilitas suku bunga cenderung meningkatkan minat terhadap investasi saham.
Di sisi lain, ekonomi China masih berada di bawah tekanan. Data terbaru menunjukkan adanya penurunan lebih lanjut di sektor properti, meskipun pemerintah China telah mengeluarkan berbagai langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Situasi ini mempengaruhi sentimen pasar di kawasan Asia, terutama di sektor komoditas dan teknologi yang sangat bergantung pada permintaan dari China.
Harga minyak dunia melonjak ke level tertinggi sejak 2022, menyentuh angka $95 per barel. Lonjakan ini disebabkan oleh pengurangan produksi dari OPEC+ serta permintaan global yang tetap kuat. Kenaikan harga minyak diperkirakan akan memberikan tekanan pada inflasi global, khususnya bagi negara-negara pengimpor minyak seperti Indonesia.
Baca Juga: Sentimen Pasar Global: Optimisme Teknologi dan Dampak Penurunan Harga Minyak
Domestik News Update
Di dalam negeri, Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada pertemuan bulan September. Hal ini sejalan dengan stabilnya inflasi domestik yang berhasil dijaga di bawah 3%. Namun, tantangan utama yang perlu diwaspadai adalah pelemahan nilai tukar Rupiah, yang mendekati Rp15.500 per USD. Faktor utama di balik pelemahan ini adalah penguatan dolar AS dan kenaikan harga minyak dunia yang membebani ekonomi Indonesia sebagai negara pengimpor minyak.
Pemerintah Indonesia juga melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2024 diperkirakan akan sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya, meski tetap berada di atas 5%. Fokus pemerintah saat ini adalah pada investasi sektor energi, terutama energi terbarukan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan peningkatan minat dari investor asing pada saham-saham sektor perbankan dan teknologi, sementara sektor komoditas dan konsumen defensif tetap stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Analisa IHSG
IHSG telah menunjukkan pergerakan yang fluktuatif dalam beberapa pekan terakhir, namun masih berada dalam fase konsolidasi di kisaran level 6,950-7,050. Dari sisi teknikal, indikator RSI menunjukkan adanya potensi bullish jangka pendek dengan pergerakan mendekati level 60. Selain itu, MACD berada di zona positif, memperkuat potensi penguatan IHSG dalam waktu dekat.
Jika IHSG berhasil menembus level resistance di 7,050, indeks berpotensi melanjutkan penguatan ke level berikutnya di 7,100-7,150. Namun, jika support di 6,950 gagal bertahan, IHSG berisiko mengalami koreksi lebih lanjut hingga level 6,900.

Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG minggu ini antara lain kebijakan Bank Indonesia terkait suku bunga, fluktuasi harga minyak dunia, serta perkembangan ekonomi China. Sektor-sektor yang diperkirakan akan menarik perhatian investor adalah perbankan, teknologi, dan energi yang terkait dengan kenaikan harga minyak.
4. Rekomendasi Saham Minggu Ini
- Sektor Teknologi: Saham seperti BUKA (Bukalapak) dan GOTO (GoTo Gojek Tokopedia) diproyeksikan akan mendapatkan minat dari investor seiring dengan berkembangnya ekonomi digital di Indonesia.
- Sektor Perbankan: Saham BBCA (Bank Central Asia) dan BBRI (Bank Rakyat Indonesia) tetap menjadi favorit investor asing, didukung oleh fundamental yang kuat dan prospek pertumbuhan yang stabil.
- Sektor Energi: PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam) dan ADRO (Adaro Energy) diperkirakan akan mendapatkan keuntungan dari lonjakan harga komoditas energi global.
Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut
Kesimpulan
Secara keseluruhan, IHSG masih memiliki peluang untuk bergerak positif dalam jangka pendek, terutama jika sentimen global dan domestik tetap mendukung. Investor disarankan untuk mencermati kebijakan moneter AS dan perkembangan ekonomi China sebagai faktor risiko utama yang dapat memicu volatilitas pasar. Selain itu, sektor-sektor seperti perbankan, teknologi, dan energi diperkirakan akan memberikan peluang investasi yang menarik minggu ini.
*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.
One Comment