Strategi Investasi IHSG di Tengah Penguatan Dolar AS dan Prospek Infrastruktur Baru di Indonesia

Pekan perdagangan 28 Oktober hingga 1 November 2024 diwarnai oleh perkembangan penting yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pergerakan IHSG pekan ini didorong oleh berbagai faktor global dan domestik yang patut dicermati oleh investor. Berikut ini adalah ringkasan sentimen global dan domestik yang memengaruhi IHSG, serta rekomendasi saham potensial untuk pekan berikutnya.

Sentimen Global: Penguatan Dolar AS dan Ketegangan Timur Tengah

Kinerja bursa global pekan ini bervariasi, dengan penurunan di pasar Amerika Serikat dan Eropa akibat penguatan imbal hasil obligasi AS yang mencapai 4,2%. Imbal hasil tinggi ini menguatkan dolar AS, sehingga melemahkan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah. Kondisi ini menekan IHSG, karena penguatan dolar AS cenderung mengurangi minat investor asing terhadap pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Di samping itu, ketegangan di Timur Tengah meningkatkan permintaan untuk aset safe haven, dengan harga emas mencapai level tertinggi USD 2.748 per troy ounce. Harga minyak Brent juga naik ke USD 76,05 per barel, yang menjadi katalis positif bagi perusahaan energi di sektor minyak dan gas dalam negeri.

Baca Juga: Update Pasar IHSG: Sentimen Global dan Domestik Memengaruhi Volatilitas

Sentimen Domestik: Pelantikan Presiden Baru Mendorong Harapan pada Infrastruktur dan Energi

Di dalam negeri, pelantikan Presiden Prabowo Subianto menjadi angin segar bagi sektor energi dan infrastruktur. Prabowo mengumumkan rencana pembangunan masif, terutama di bidang energi terbarukan dan swasembada pangan. Sektor konstruksi dan semen, seperti PT Semen Indonesia (SMGR), diprediksi akan mendapat keuntungan dari rencana ini, terutama seiring prospek meningkatnya permintaan semen untuk proyek infrastruktur.

Meskipun demikian, investor masih berhati-hati, terlebih setelah laporan keuangan kuartal III-2024 dari sejumlah emiten besar menunjukkan hasil yang variatif. Selain itu, nilai tukar rupiah yang melemah ke Rp15.635 per USD turut membebani saham-saham sektor perbankan, dengan tekanan jual asing yang tinggi pada bank besar seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Analisis IHSG: Potensi Penguatan dengan Risiko Volatilitas

IHSG sempat menutup pekan di level 7.634,63 dengan koreksi 0,78%. Penjualan asing masih membayangi, terutama di sektor perbankan dan komoditas. Namun, ekspektasi terhadap kebijakan domestik pemerintahan baru diharapkan dapat menjadi pendorong bagi sektor infrastruktur dan energi.

Dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan kecenderungan penguatan moderat, terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas global seperti minyak, batubara, dan logam. Jika kondisi global tetap stabil, IHSG dapat menguat didorong oleh kebijakan domestik yang pro-pembangunan.

Rekomendasi Saham Potensial untuk Pekan Selanjutnya

Berikut adalah saham-saham yang diprediksi berpotensi menguat berdasarkan sentimen global dan domestik:

  1. Sektor Energi
    • Kenaikan harga minyak dunia serta ketegangan geopolitik mendorong prospek positif pada saham-saham energi. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) bisa memanfaatkan momentum kenaikan harga minyak global. Selain itu, program pengembangan energi terbarukan yang diumumkan oleh Presiden Prabowo dapat memberi dorongan bagi sektor ini.
  2. Sektor Infrastruktur dan Konstruksi
    • Rencana pembangunan besar-besaran pemerintah menjadi sentimen positif bagi saham-saham konstruksi seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga berpotensi mendapat keuntungan dari meningkatnya permintaan semen untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur strategis.
  3. Sektor Perbankan
    • Meskipun saham-saham perbankan mengalami tekanan akibat depresiasi rupiah, bank besar seperti Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tetap menarik berkat likuiditas yang kuat dan eksposur besar pada kredit komersial serta UMKM. Bank-bank besar ini diharapkan mampu menghadapi fluktuasi jangka pendek dan mempertahankan kinerja yang stabil.
  4. Sektor Komoditas
    • Sentimen positif di sektor komoditas global membuka peluang bagi saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Batubara yang kuat di pasar ekspor serta harga emas yang cenderung naik membuat saham ini menarik bagi investor yang mencari aset defensif di sektor komoditas.
  5. Saham Consumer Goods dengan Eksposur Ekspor
    • Saham-saham consumer goods yang memiliki eksposur ekspor tinggi, seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), berpotensi mendapat manfaat dari pelemahan rupiah, yang meningkatkan daya saing produk di pasar luar negeri.

Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut

Kesimpulan

Secara keseluruhan, IHSG berpotensi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat secara moderat. Meskipun masih ada tekanan dari sentimen eksternal seperti penguatan dolar AS dan ketidakpastian geopolitik, ekspektasi kebijakan domestik yang positif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo diperkirakan dapat menopang stabilitas indeks. Investor disarankan untuk fokus pada sektor-sektor yang terkait langsung dengan kebijakan pembangunan pemerintah baru, seperti energi, konstruksi, dan komoditas, sembari memperhatikan perkembangan eksternal yang dapat memengaruhi volatilitas pasar.

*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *