Pasar Saham Global
Saham-saham di Asia mencatat kenaikan selama pekan ini, dipimpin oleh pasar Hong Kong. Optimisme ini didorong oleh ekspektasi pendaratan lunak ekonomi AS, yang memicu sentimen positif di kawasan. Di sisi lain, pasar saham AS menunjukkan pergerakan yang beragam, dengan indeks S&P 500 melemah tipis sebesar 0,17%, sementara Nasdaq meningkat signifikan sebesar 1,15%.
Pada sektor mata uang dan komoditas, dolar AS menguat seiring meningkatnya kekhawatiran pedagang terhadap jalur pemotongan suku bunga global. Harga minyak mentah juga mengalami kenaikan sebesar 0,87% ke level $74,35 per barel, mencerminkan prospek permintaan yang lebih baik. Sebaliknya, harga emas sedikit melemah sebesar 0,25% menjadi $2.672,50 per ons.
Aktivitas sektor jasa di AS berkembang pada laju tercepat sejak awal 2023, menandakan kekuatan ekonomi domestik. Namun, pound Inggris mengalami penurunan signifikan terhadap euro, yang mencerminkan ekspektasi pasar akan pemotongan suku bunga lebih cepat oleh Bank of England.
Baca Juga: Ide Side Hustle yang Sesuai dengan Tren 2025
Kebijakan dan Ekonomi Domestik
Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia mengumumkan paket kebijakan ekonomi untuk mengurangi dampak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai Januari 2025. Kebijakan ini mencakup pengurangan tarif listrik hingga 50% untuk rumah tangga menengah, insentif fiskal untuk sektor properti dan otomotif, serta pengecualian PPN untuk beberapa bahan pokok. Langkah ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan pajak.
Selain itu, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar $4,42 miliar pada November 2024, melampaui ekspektasi analis. Ekspor tumbuh sebesar 9,14% secara tahunan, didukung oleh produk pertanian dan manufaktur. Namun, pertumbuhan komoditas utama seperti batu bara dan minyak sawit cenderung moderat atau menurun. Impor yang stagnan juga mencerminkan penurunan pengiriman pada sektor mesin dan elektronik.
Presiden Prabowo Subianto juga menetapkan kebijakan untuk menghapus penuh kredit macet bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tertentu hingga Mei 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh Berita Global dan Domestik terhadap IHSG
Berita Global:
- Ekspektasi Pendaratan Lunak Ekonomi AS: Optimisme global ini menciptakan sentimen positif bagi pasar saham di kawasan, termasuk Indonesia. Sektor energi dapat terdorong oleh kenaikan harga minyak mentah, yang memberikan dukungan pada saham-saham seperti PTBA, ADRO, dan ITMG.
- Penguatan Dolar AS: Meskipun mendukung sektor-sektor berbasis ekspor, penguatan dolar berpotensi memicu arus keluar modal asing dari IHSG, sehingga menahan potensi kenaikan indeks.
- Performa Beragam Saham AS: Kinerja positif Nasdaq mencerminkan minat pada sektor teknologi, yang dapat memberikan efek spillover pada saham-saham teknologi domestik.
Berita Domestik:
- Kebijakan Pemangkasan Suku Bunga: Penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia menjadi katalis positif bagi sektor properti, perbankan, dan konsumen. Saham-saham seperti BBRI, BBCA, PWON, dan SMRA dapat menjadi pilihan menarik.
- Surplus Perdagangan: Surplus yang melampaui ekspektasi menunjukkan fundamental ekonomi yang kuat, memberikan sentimen positif bagi IHSG, terutama pada sektor manufaktur dan energi.
- Kebijakan UMKM: Penghapusan kredit macet untuk UMKM dapat meningkatkan aktivitas ekonomi domestik, mendukung sektor konsumsi dan perbankan.
Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut
Kesimpulan: Dengan sentimen positif dari surplus perdagangan, kebijakan domestik, dan optimisme global, IHSG diproyeksikan bergerak menguat pada pekan mendatang. Investor disarankan untuk fokus pada sektor properti, energi, dan perbankan, dengan target resistance IHSG di level 7.200.
*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.