“Sell in May” Mitos atau Fakta? – 10 Tahun IHSG

🔍 Apa Itu “Sell in May”? Sejarah & Asal Usul Fenomena Musiman Pasar Saham

Istilah “Sell in May and go away” adalah salah satu pepatah paling terkenal di dunia investasi. Tapi dari mana asalnya dan mengapa ini menjadi strategi yang cukup banyak dibicarakan?

🕰️ Asal Usul: Dari Tradisi Inggris ke Strategi Pasar Global

Fenomena ini pertama kali muncul di Inggris, berasal dari ungkapan lama:

“Sell in May and go away, and come back on St. Leger’s Day.”

Kalimat ini merujuk pada kebiasaan bangsawan dan pelaku pasar saham di London yang biasa “cuti musim panas.” Mereka akan menjual saham mereka pada bulan Mei dan kembali aktif berinvestasi setelah pertengahan September, tepatnya saat berlangsungnya St. Leger Stakes, acara pacuan kuda terkenal di Inggris.

Mengapa Mei?

Musim panas di negara-negara Barat (Mei–Oktober) dianggap sebagai periode dengan volume perdagangan yang lebih rendah dan volatilitas pasar yang lebih tinggi, karena banyak investor besar dan institusi keuangan libur atau mengurangi aktivitas pasar.

Analisis historis di bursa saham seperti S&P 500 menunjukkan bahwa performa pasar pada periode Mei–Oktober secara rata-rata memang lebih rendah dibandingkan periode November–April.

Belajar Saham Bareng Komunitas Sekilas Market – Klik Link ini

📊 Fakta: IHSG 10 Tahun Terakhir di Bulan Mei

Rata-rata performa IHSG di bulan Mei: -0.90%

Dari 10 tahun terakhir, IHSG:

  • Naik di bulan Mei hanya 3 kali (2015, 2017, 2020)
  • Turun di bulan Mei sebanyak 7 kali

Ini berarti probabilitas terjadinya tekanan jual di bulan Mei adalah 70%.

Bagaimana Untuk Tahun 2025 ?

Pada Bulan Mei ini, beberapa saham dengan kapitalisasi besar seperti Big Bank sudah membagikan Dividen yang artinya belum ada lagi penantian untuk hold saham tersebut. Namun aksi Buyback, potensi Laba Q1 yang memuaskan, ekspektasi Investasi Danantara hingga kelonggaran Tarif dari Trump menjadi sentimen Positif bagi IHSG.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) by SPOT Sucor Sekuritas

Buka Akun Saham di SPOT Sucor Sekuritas

Berbagai Sentimen positif tersebut telah membawa IHSG menguat dari level terendahnya 5882 menuju 6787 atau naik sebesar +15%.
Saat ini ditengah ketidakpastian ekonomi Global, Pasar Saham waspada Profit Taking setelah rally kenaikan 1 bulan terakhir, maka IHSG berpotensi mengalami pelemahan terbatas pada awal Mei 2025. Mengingat optimisme ekonomi domestik yang masih menyala, maka apabila terjadi pelemahan dapat dimanfaatkan untuk average saham saham Big cap dengan Valuasi yang masih murah/Diskon.

Saham Apa Saja yang masih memiliki Valuasi Diskon dan Murah?
Join Layanan Bengkel Portofolio untuk Strategi Investasi Update setiap bulan nya.

*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *