IHSG Terseret Sentimen Global, Tapi FDI Indonesia Beri Sinyal Positif

Pada awal Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan akibat berbagai perkembangan global dan domestik. Meskipun terdapat sentimen negatif dari kebijakan perdagangan global, pertumbuhan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia memberikan harapan bagi stabilitas pasar modal.

Berita Global:

  • Kebijakan Tarif Impor Amerika Serikat
    Pada 1 Februari 2025, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor sebesar 25% untuk produk dari Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk barang-barang asal China, yang akan berlaku mulai 4 Februari 2025. Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang, yang berdampak negatif pada pasar saham global, termasuk IHSG.
  • Peluncuran DeepSeek R1 oleh China
    China meluncurkan model kecerdasan buatan terbaru, DeepSeek R1, yang diklaim setara dengan AI terkemuka namun dengan biaya lebih rendah. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran di pasar teknologi global, terutama terkait persaingan dan efisiensi belanja modal perusahaan teknologi AS.

Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut

Berita Domestik:

  • Penurunan IHSG
    Pada 3 Februari 2025, IHSG ditutup melemah 1,11% ke level 7.030,06. Pelemahan ini sejalan dengan bursa regional Asia yang turut tertekan akibat kebijakan tarif impor AS.
  • Investasi Asing Langsung (FDI) Menguat
    Indonesia mencatat pertumbuhan investasi asing langsung pada tingkat tercepat sejak kuartal keempat 2022, didorong oleh sektor energi hijau, kendaraan listrik, dan manufaktur. Data FDI yang kuat ini memberikan optimisme bagi pasar modal domestik.

Analisis IHSG:

Secara teknikal, IHSG mengalami koreksi dari level tertinggi 7.900 ke 7.500, turun sekitar 5% dalam dua pekan terakhir. Level support terdekat berada di kisaran 7.450-7.500. Jika IHSG mampu bertahan di atas level ini dalam 1-2 minggu ke depan, investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan akumulasi pada saham-saham berkapitalisasi besar seperti perbankan dan telekomunikasi yang memiliki kinerja keuangan baik dan rutin membagikan dividen.

Namun, jika IHSG menembus level support tersebut, ada potensi penurunan lanjutan menuju level support berikutnya di 7.300. Dalam kondisi ini, disarankan bagi investor untuk bersikap wait and see hingga IHSG menunjukkan stabilitas.

Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada awal Februari 2025 dipengaruhi oleh kombinasi faktor domestik dan global. Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan terkini dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.

Baca Juga: Apa Itu Dollar Cost Averaging dan Bagaimana

Rekomendasi Saham

Berdasarkan kondisi pasar terkini , berikut adalah rekomendasi saham yang lebih spesifik dan aktual untuk minggu mendatang:

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

  • Analisis: BBCA mengalami koreksi sebesar 1,06% ke level Rp9.350. Meskipun demikian, selama harga bertahan di atas Rp9.000, saham ini berpotensi untuk rebound.
  • Rekomendasi: Buy on Weakness
  • Target Harga: Rp9.475 – Rp9.750
  • Stop Loss: Di bawah Rp9.000

2. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)

  • Analisis: ERAA terkoreksi 2,08% ke Rp376. Saat ini, saham ini diperkirakan berada pada fase koreksi sementara sebelum melanjutkan penguatan.
  • Rekomendasi: Speculative Buy
  • Target Harga: Rp386 – Rp396
  • Stop Loss: Di bawah Rp364

3. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP)

  • Analisis: INKP bergerak stagnan di Rp6.750. Selama harga tidak turun di bawah Rp6.375, saham ini berpotensi untuk menguat.
  • Rekomendasi: Buy on Weakness
  • Target Harga: Rp6.900 – Rp7.325
  • Stop Loss: Di bawah Rp6.375

4. PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)

  • Analisis: MBMA terkoreksi 1,57% ke Rp376. Meskipun masih dalam tren penurunan, koreksi diperkirakan terbatas dengan potensi pembalikan arah.
  • Rekomendasi: Speculative Buy
  • Target Harga: Rp388 – Rp408
  • Stop Loss: Di bawah Rp360

5. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)

  • Analisis: ADRO menguat 1,30% ke Rp2.330 dengan volume pembelian yang meningkat. Selama harga bertahan di atas Rp2.250, saham ini berpotensi melanjutkan penguatan.
  • Rekomendasi: Buy on Weakness
  • Target Harga: Rp2.370 – Rp2.560
  • Stop Loss: Di bawah Rp2.250

6. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

  • Analisis: BUMI terkoreksi ke Rp118 dan belum mampu menembus MA20. Diperkirakan koreksi ini mendekati akhir dengan potensi penguatan ke depan.
  • Rekomendasi: Speculative Buy
  • Target Harga: Rp130 – Rp142
  • Stop Loss: Di bawah Rp108

7. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

  • Analisis: MDKA terkoreksi 0,95% ke Rp1.565 namun masih ditopang oleh MA20. Saham ini berpotensi melanjutkan penguatan setelah koreksi minor.
  • Rekomendasi: Buy on Weakness
  • Target Harga: Rp1.660 – Rp1.895
  • Stop Loss: Di bawah Rp1.330

8. PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)

  • Analisis: MAPA terkoreksi 0,51% ke Rp980 dengan tekanan jual yang meningkat. Diperkirakan saham ini mendekati akhir fase penguatan sementara dan rawan koreksi lebih lanjut.
  • Rekomendasi: Sell on Strength
  • Target Harga Buyback: Rp755 – Rp820

Harap dicatat bahwa rekomendasi di atas bersifat teknikal dan dapat berubah sesuai dengan dinamika pasar. Investor disarankan untuk selalu memantau perkembangan pasar dan melakukan analisis tambahan sebelum mengambil keputusan investasi.

*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *