IHSG Melemah: Tekanan Global dan Peluang Santa Claus Rally

Pekan ini, IHSG mencatatkan pelemahan yang signifikan, dipicu oleh kombinasi sentimen negatif dari global, seperti kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga tinggi, hingga pelemahan nilai tukar rupiah. Dengan situasi makroekonomi yang semakin menantang, bagaimana peluang pemulihan pasar saham Indonesia menjelang akhir tahun?

Baca Juga: Optimisme IHSG di Tengah Stabilitas Global dan Tantangan Pajak

Pergerakan Pasar Global

  1. FOMC dan Kebijakan The Fed Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga acuan pada level tinggi dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan lalu. Meski sesuai ekspektasi, pernyataan bank sentral yang menyoroti tekanan inflasi menimbulkan kekhawatiran di pasar global. Investor bersikap hati-hati terhadap kemungkinan pengetatan moneter lebih lanjut yang dapat menekan ekonomi global. Sentimen ini mendorong penguatan dolar AS dan menekan pasar negara berkembang.
  2. Krisis Energi di Eropa Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina terus memengaruhi pasar energi di Eropa, dengan harga gas melonjak akibat gangguan pasokan. Meskipun Indonesia tidak secara langsung terdampak, sentimen global terkait harga komoditas energi turut memengaruhi sektor terkait di bursa domestik.
  3. Pelemahan Yuan Tiongkok Yuan Tiongkok melemah terhadap dolar AS akibat data ekonomi yang kurang menggembirakan. Hal ini berdampak pada daya saing ekspor kawasan Asia, termasuk Indonesia, karena menurunkan permintaan global. Investor asing pun cenderung mengurangi eksposur terhadap pasar negara berkembang.

Kondisi Domestik

  1. Tekanan pada Rupiah Nilai tukar rupiah melemah hingga mendekati Rp16.000 per dolar AS, dipengaruhi oleh penguatan dolar secara global. Pelemahan rupiah menambah tekanan pada stabilitas ekonomi domestik, terutama bagi sektor yang bergantung pada impor dan pembayaran utang dalam mata uang asing.
  2. Penurunan Keyakinan Konsumen Survei konsumen Bank Indonesia mencatat penurunan keyakinan konsumen pada akhir tahun 2024. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran inflasi dan pelemahan ekonomi global. Data ekspor juga mencatat pelemahan akibat turunnya harga komoditas utama seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO), sehingga menekan kinerja neraca perdagangan.
  3. Performa Emiten Domestik Saham unggulan seperti BBRI dan TLKM mencatatkan pelemahan mingguan, menjadi pemberat utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun, sektor properti dan teknologi menunjukkan performa relatif lebih baik, didukung oleh harapan pemulihan sektor properti pada tahun depan.

Dampak pada IHSG

IHSG mengalami tekanan selama pekan 9-13 Desember 2024, mencatat pelemahan sebesar 0,94% dan ditutup di level 7.324 pada akhir pekan. Pelemahan ini terutama disebabkan oleh sentimen eksternal dari penguatan dolar AS dan ketidakpastian ekonomi global. Sektor energi, perbankan, dan konsumer menjadi kontributor utama pelemahan, sementara sektor properti dan teknologi mencatat stabilitas yang lebih baik.

Investor asing mencatat aksi jual bersih sepanjang pekan, sejalan dengan tren pelemahan pada mata uang rupiah. Selain itu, penurunan harga komoditas utama turut memberikan tekanan pada emiten sektor energi.

Analisa IHSG

  • Level Support: 7.300
  • Level Resistance: 7.400

Secara teknikal, IHSG berpotensi bergerak sideways dengan kecenderungan melemah jika tekanan eksternal terus berlanjut. Namun, peluang Santa Claus Rally dapat muncul menjelang akhir tahun jika sentimen global membaik, terutama dari potensi data ekonomi yang mendukung.

Rekomendasi Saham

  1. Sektor Defensif:
    • ICBP, HEAL, MIDI: Saham sektor konsumer dan kesehatan yang relatif defensif di tengah ketidakpastian ekonomi.
  2. Sektor Properti:
    • BSDE, CTRA: Saham properti berpotensi mendapat sentimen positif menjelang 2025, seiring ekspektasi penurunan suku bunga di tahun depan.
  3. Sektor Komoditas:
    • ADRO, UNTR: Saham terkait komoditas energi dan alat berat yang tetap menarik dengan fokus pada diversifikasi bisnis.

Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut

Kesimpulan

Pekan 9-13 Desember 2024 menjadi tantangan bagi IHSG, yang dipengaruhi oleh kombinasi tekanan eksternal dan sentimen domestik. Namun, potensi rebound tetap terbuka menjelang akhir tahun, terutama jika investor asing kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Investor disarankan untuk tetap selektif dalam memilih saham dengan fokus pada sektor-sektor defensif dan emiten dengan fundamental kuat.

*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *