Setiap tahun, para investor dan analis pasar selalu menantikan perubahan dan pergerakan IHSG, terutama dalam paruh kedua tahun kalender. Periode dari Juli hingga Desember sering kali menjadi waktu yang penuh dengan dinamika dan kejutan. Sebelum kita lanjutkan, perhatikan data berikut :
Dari data tersebut, IHSG selalu naik sepanjang Juli menuju Desember sejak 8 Tahun terakhir kecuali pada tahun 2019 pada saat Covid. Mengapa demikian? kenapa Bulan Juli menuju Desember dan bukan bulan lainya?
Faktor Peluang IHSG Juli – Desember
- Rilis Kinerja Semester 1 Emiten
Perusahaan-perusahaan mulai merilis laporan keuangan semester pertama mereka, memberikan gambaran awal tentang kinerja tahunan. Pada bulan ini, IHSG biasanya dipengaruhi oleh hasil kinerja emiten-emiten besar. Pada Juli 2023 misalnya, banyak perusahaan melaporkan pertumbuhan laba yang signifikan, memicu lonjakan optimisme di kalangan investor. - Musim Dividen
Hasil rilis kinerja yang positif sering kali disertai dengan pengumuman dividen. Antusiasme investor meningkat seiring dengan pengumuman dividen-dividen ini. Mereka cenderung meningkatkan kepemilikan saham mereka, berharap mendapatkan dividen yang telah dijanjikan. Peningkatan permintaan saham ini kemudian mendorong harga saham naik, yang pada gilirannya membuat IHSG bergerak ke arah yang lebih tinggi. - Santa Rally & Window Dressing
Santa Rally adalah fenomena pasar yang terjadi menjelang akhir tahun di mana harga saham cenderung mengalami kenaikan, dan ini memiliki pengaruh yang signifikan pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Beberapa faktor mendorong terjadinya Santa Rally, termasuk optimisme investor terhadap prospek ekonomi di tahun mendatang, aktivitas window dressing oleh manajer investasi yang berusaha mempercantik portofolio mereka sebelum tutup buku, serta peningkatan likuiditas pasar akibat bonus akhir tahun dan pengeluaran musiman. Di Indonesia, Santa Rally memperkuat sentimen positif yang mendorong para investor untuk meningkatkan aktivitas perdagangan dan mengakumulasi saham, sehingga harga saham naik dan IHSG mencatatkan peningkatan signifikan menjelang pergantian tahun.
Resiko Pemberat Juli – Desember 2024
Meskipun peluang dan kemungkinan IHSG untuk naik masih terbuka lebar, saat ini masih ada hal yang menjadi resiko IHSG dan menjadi kekhawatiran Investor.
- Tingkat Suku Bunga
Baik suku bunga The Fed, maupun suku bunga BI akan menjadi perhatian Investor. Pelaku pasar berharap adanya sinyal penurunan Suku bunga agar resiko kredit macet pun menurun serta kembalinya capital inflow ke pasar saham Indonesia. Apabila ternyata Suku bunga tidak akan diturunkan atau bahkan kembali naik, itu akan menjadi penghalang IHSG untuk menguat. - Rilis Kinerja Emiten (Perbankan dan Bluechip lainya)
Kenapa Perbankan? Kapitalisasi yang besar dari Big Bank (BBRI, BBCA, BMRI ) membuat pergerakan nya berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG. Misalnya pada kuartal 1 2024 kemarin, BBRI mencatatkan kenaikan Kredit macet kemudian di respon negatif oleh Investor sehingga tekanan jual membuat saham BBRI anjlok dan IHSG juga terpengaruh menjadi turun.
Sedangkan untuk saham” Bluechip lainya Investor akan fokus pada laba perusahaan apakah dapat melampaui kinerja tahun lalu atau kuartal sebelumnya. Apabila kinerja turun, maka pasar akan merespon negatif dan IHSG akan kekurangan sentimen untuk kembali menguat.
Baca Juga : Apa itu saham Bluechip? Definisi dan Contoh
Jadi angka Suku Bunga serta pengaruhnya ke kinerja perbankan akan menjadi pusat perhatian pelaku pasar pada semester 2 tahun ini. Kemudian saham apa saja yang menarik?
Ikuti terus perkembangan pasar dan analisa dari Sekilas Market di berbagai Media Sosial atau join telgram dan konsultasi wa dengan klik link berikut : Konsultasi dan Analisa Investasi