Berita Global yang Mempengaruhi IHSG
Dalam pekan ini, pasar keuangan global dipengaruhi oleh beberapa perkembangan penting:
- Kebijakan Suku Bunga The Fed dan Bank Sentral Lainnya
Federal Reserve Amerika Serikat mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,75%. Namun, inflasi yang tetap tinggi memunculkan ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga akan terjadi secara bertahap pada 2025. Di sisi lain, Bank of England juga mempertahankan suku bunga pada 4,75% setelah sebelumnya menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada November 2024. - Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat
Ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dari ekspektasi, tercatat sebesar 3,1% year-on-year (yoy) pada kuartal III-2024. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian AS tetap tangguh meskipun menghadapi kebijakan moneter yang ketat.
Baca Juga: IHSG Melemah: Tekanan Global dan Peluang Santa Claus Rally
Berita Domestik yang Mempengaruhi IHSG
- Pertumbuhan Kredit
Pertumbuhan kredit di Indonesia tetap positif meskipun melambat. Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,79% yoy pada November 2024, sedikit turun dari 10,92% yoy pada bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan stabilitas sektor perbankan meski suku bunga tinggi. - Tekanan pada Nilai Tukar Rupiah
Rupiah melemah terhadap dolar AS, diproyeksikan berada pada level Rp15.800 hingga Rp16.000. Faktor ini menjadi perhatian bagi investor karena meningkatnya imbal hasil obligasi AS memicu aliran keluar modal asing. - Neraca Perdagangan
Surplus neraca perdagangan Indonesia menyempit pada November 2024, tercatat sebesar USD 3,31 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 3,46 miliar. Meskipun surplus, penyempitan ini menunjukkan adanya tantangan dalam ekspor akibat perlambatan permintaan global.
Dampak pada IHSG
Pada pekan 16-20 Desember 2024, IHSG mengalami tekanan signifikan, turun 4,65% dan ditutup pada level 6.983,86. Kapitalisasi pasar juga turun 3,28% menjadi Rp12.191 triliun dari Rp12.604 triliun pada pekan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh:
- Aksi Jual Investor Asing
Aliran keluar dana asing sebesar Rp3,67 triliun di pasar saham memberikan tekanan pada saham-saham berkapitalisasi besar (blue chip), terutama sektor perbankan. - Sentimen Global Negatif
Ketidakpastian kebijakan moneter global, khususnya dari The Fed, memengaruhi persepsi risiko investor. Data ekonomi AS yang kuat juga menambah tekanan pada pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. - Pelemahan Saham Perbankan
Saham-saham seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengalami aksi jual besar-besaran oleh investor asing, yang berdampak pada penurunan IHSG.
Rekomendasi Saham
Berdasarkan analisis di atas, berikut adalah rekomendasi saham untuk pekan mendatang:
- Sektor Konsumer: Dengan tekanan pada sektor perbankan, sektor konsumer menjadi alternatif yang menarik. Saham-saham seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dapat menjadi pilihan, mengingat stabilitas permintaan produk konsumer di tengah ketidakpastian ekonomi.
- Sektor Infrastruktur: PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masih memiliki prospek positif didukung oleh kebutuhan telekomunikasi yang terus meningkat.
- Sektor Energi: PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dapat dipertimbangkan seiring dengan stabilnya harga komoditas batubara di pasar internasional.
- Saham Defensive: PT Sido Muncul Tbk (SIDO) dapat menjadi pilihan sebagai saham defensif yang cenderung lebih tahan terhadap volatilitas pasar.
Belajar Gratis Saham dan Reksadana: Klik Link Berikut
Kesimpulan dan Prospek IHSG
Dalam jangka pendek, IHSG masih menghadapi tantangan dari faktor global dan domestik. Namun, potensi rebound tetap ada jika terdapat katalis positif, seperti stabilisasi rupiah atau perbaikan sentimen global. Investor disarankan untuk tetap waspada dan mendiversifikasi portofolio guna mengelola risiko di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
*Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.