Pasar saham global minggu ini tertekan oleh kekhawatiran resesi di Amerika Serikat, didorong oleh data pasar tenaga kerja yang mengecewakan. Klaim pengangguran AS meningkat lebih dari yang diperkirakan, mengindikasikan adanya perlambatan dalam ekonomi terbesar dunia tersebut. Meskipun Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Juli 2024, pasar tetap merespons negatif terhadap prospek ekonomi yang kurang menjanjikan ini. Kekhawatiran ini semakin memperburuk sentimen investor di seluruh dunia, mendorong aksi jual di berbagai sektor.

Sementara itu di Indonesia, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 tercatat sebesar 5,05% year-on-year (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Perlambatan ini memicu tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang pada awal minggu (5 Agustus 2024) mengalami penurunan tajam sebesar 1,99% ke level 7.162. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh sentimen negatif dari pasar global, serta kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi domestik yang melambat. Penurunan IHSG juga diperburuk oleh aksi ambil untung setelah rally yang terjadi di bulan sebelumnya.

Baca Juga: Pelemahan Ekonomi dan Tekanan Global Bayangi IHSG: Proyeksi Pertumbuhan Kuartal II-2024 dan Potensi Rebound Pasar Saham

Analisa Teknikal IHSG

Sepanjang minggu ini, IHSG menghadapi tekanan jual yang signifikan akibat kombinasi sentimen global yang negatif dan perlambatan ekonomi domestik. Total volume perdagangan mencapai 13,04 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp6,02 triliun, menunjukkan volatilitas pasar yang tinggi. Analisa teknikal menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, IHSG kemungkinan akan tetap tertekan, mengingat ketidakpastian global yang belum mereda. Indikator seperti RSI (Relative Strength Index) dan MACD (Moving Average Convergence Divergence) masih menunjukkan sinyal bearish, yang menandakan bahwa aksi jual mungkin berlanjut jika sentimen global tidak membaik.

Pilihan Saham Berdasarkan Analisa Teknikal

Menghadapi kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, beberapa saham dari indeks LQ45, IDX30, dan High Dividend 20 yang memiliki potensi teknikal menarik antara lain:

  • Telkom Indonesia (TLKM)

    Telkom Indonesia termasuk dalam indeks High Dividend 20 dengan dividend yield 6,31%. Meskipun pasar sedang volatile, TLKM menunjukkan stabilitas yang baik dan prospek jangka panjang yang solid.

      • Indika Energy (INDY)

      Dengan dividend yield 6,51%, INDY mengalami kenaikan harga sebesar 3,66% selama minggu ini. Ini menunjukkan potensi penguatan di sektor energi global yang tidak stabil.

      • United Tractors (UNTR)

      UNTR menunjukkan pergerakan harga yang stabil dan potensi teknikal yang baik berdasarkan indikator RSI dan MACD.

      Belajar Saham Gratis dan Reksadana: Klik Disini

      Kesimpulan
      Minggu depan, arah pasar akan sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat. Investor perlu memperhatikan bagaimana sentimen pasar global mempengaruhi IHSG dan mengambil keputusan investasi dengan hati-hati. Saham-saham dengan fundamental yang kuat dan potensi dividen yang menarik, seperti TLKM, INDY dan UNTR bisa menjadi pilihan yang aman di tengah ketidakpastian pasar. Dari ketiga saham diatas telah terjadi rebound dari area support nya yang berpotensi akan mengalami penguatan atau menguji resistance terdekatnya. Dengan kondisi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai strategi entry buy on weakness

      *Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan data yang diambil dari sumber terpercaya seperti Investing.com, Indonesia Investments, dan TradingView. Pastikan selalu melakukan riset tambahan sebelum mengambil keputusan investasi.

      *Disclaimer: Artikel berikut merupakan analisa yang bertujuan untuk edukasi investasi. Segala keputusan investasi pelaku pasar serta resiko yang menyertai merupakan tanggung jawab masing-masing investor.

      One Comment

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *